Terlahir sebagai anak bungsu membuat aku sangat dekat dengan ibu, bahkan cenderung manja (dan dimanjakan :p). Contohnya, ibu nggak "berkutik" ketika si bungsu ini menyusu sampe usia
Gedean sedikit, makin lengketlah aku sama ibu. Ke mana-mana maunya ikut. Entah ke pasar, arisan, atau hajatan tetangga.
Beranjak remaja (cieeeh…), jabatan ibu merangkap sebagai sahabat tempat aku curhat. Aku deket sama siapa, naksir siapa, semua diceritain ke ibu. Ibu juga sampai tahu, lho, artis atau grup band yang aku idolakan. Bahkan ibu hafal syair beberapa lagu yang aku suka, kayak lagu-lagu Sheila on 7, MLTR, dan Westlife.
Begitu kuliah, aku harus ngekos di
Tentu, hubungan kami gak selamanya mulus. Kadang-kadang ada berantemnya juga, secara aku ini bukan anak yang manis-manis amat. Selesai kuliah, aku sempat terobsesi menjadi wartawan. Maka, setiap ada media membuka lowongan wartawan, aku kejar. Dari Surabaya, Yogyakarta,
Masa ”gelap” itu pun berakhir. Kami berdamai. Tak lama, aku dapat pekerjaan yang aku suka sekaligus direstui orangtua. Lega. Jarak Bandung-Gunungkidul tak terasa jauh karena hampir tiap hari kami saling SMS atau telepon. Setiap 3-4 bulan sekali aku juga menyempatkan diri cuti dan pulang ke rumah. Ritual dengan ibu nggak pernah hilang. Menemani ibu masak sambil cerita ngalor-ngidul, ke pasar buat hunting jajanan masa kecil, sampai tidur bareng. So sweet, kata anak-anak masa kini :) Atau kolokan, ya?
Tapi, hidup memang penuh dengan kejutan. Pertengahan Ramadhan ini ujian berat dialamatkan kepada ibu.
Usia boleh tak lagi muda, namun semangat ibu tetap membara. Dengan mantap ibu menjalani operasi, yang ternyata adalah kista ovarium dan miom. Aku sedikit lega, setidaknya nggak seseram yang aku bayangkan.
Meski begitu, aku belum bisa lega sepenuhnya. Seminggu setelah pulang dari rumah sakit, saat kontrol perdana, hasil laboratorium menunjukkan ada sesuatu yang ganas, dan kalau itu benar (semoga sih salah), ibu harus menjalani kemoterapi. Hancur hatiku membaca kabar yang disampaikan ibu lewat SMS itu. Tapi, lagi-lagi aku melihat semangat ibu yang luar biasa untuk sembuh. Apa pun akan dilakukan agar bisa sehat walafiat seperti sediakala.
Ibu, anak bungsumu ini akan selalu bersama ibu, berusaha dan tak lupa berdoa. Semoga Allah SWT memberi kita kemudahan untuk melalui ujian ini. Cepet sembuh, ibu. Si bungsu sayang ibu :)