Wednesday, November 22, 2006

Rumah Seribu Stiker

Sebenernya kurang tepat disebut stiker karena cuma berwujud kertas HVS atau kertas buram dengan berbagai tulisan yang ditempelkan di dinding. Tapi, akan lebih enggak tepat jika sebutannya pamflet, brosur, spanduk, atau umbul-umbul :)

Satu di pintu gerbang. Peringatan agar semua orang yang keluar-masuk enggak lupa nutup pintu gerbang.

Satu di pintu masuk. Peringatan lagi agar enggak lupa ngunci pintu. Pernah juga ada stiker tambahan pas suatu ketika kami lupa ngunci pintu abis Subuhan di mushala, Ramadhan lalu. Tapi stiker tambahan itu cuma tertempel satu hari.

Beberapa di ruang tengah kos
*Imbauan dari Pemkot Bandung agar warga yang tinggal sementara di Bandung mengurus Kipem.
*Larangan bagi penghuni kos untuk memelihara binatang.
*Daftar 10 makanan dan minuman yang mengandung bahan-bahan transgenik.
*Kata-kata bijak agar kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan.

Di kamar masing-masing penghuni kos
*Selembar HVS penuh dengan pasal-pasal yang kalau enggak salah mengenai tata tertib sebagai penghuni kos.
*Jadwal pembayaran kos.
*Tepatnya di lemari pakaian, tertempel aturan untuk tidak sering-sering memindah posisi lemari. Merusakkannya berarti harus mengganti.

Di dapur
*Imbauan untuk segera mencuci perabot yang abis dipake.
*Imbauan agar menjaga kebersihan kompor (kompor gas-nya baru sih!).
*Imbauan agar menyimpan di kamar masing-masing perabot pribadi yang udah bersih, biar gak menuh-menuhin rak.

Di depan kamar mandi
*Tips menghemat air saat mandi.
*Perintah untuk segera mematikan keran kalo udah selesai make (Pasal ini dikeluarkan menyusul kejadian air habis beberapa waktu lalu. Trus aku nyalain itu keran buat ngisi bak mandi. Sampe aku berangkat ke kantor keran belom mengucurkan air juga. Pas bisa beroperasi, orang-orang lagi gak ada dan alhasil air kemana-mana. Sekarang stiker ini udah dicabut)

Di dalam kamar mandi
*Tata cara menggunakan kamar mandi beserta sejumlah larangan.

Di area cucian dan jemuran
*Peringatan untuk tidak berisik.
*Peringatan untuk menempatkan jepitan baju ke tempat semula sesudah dipake.
*Peringatan untuk menutup kembali pintu sesudah selesai beraktivitas di area tersebut.

Satu di pintu kamar penghuni yang segera menyelesaikan kontrak alias hengkang dari kos, yaitu daftar barang-barang yang tersedia di kamar itu. Mungkin biar jangan sampai salah satu barang kebawa ama penghuni yang bersangkutan.

Eh… ternyata jumlahnya jauh dari angka seribu. Aku berlebihan deh!

Thursday, November 02, 2006

Express Mudik Story

22 Okt sekitar jam 22.00-an
Pulang kantor, sibuk packing. Emang cuma sehari di rumah, tapi ternyata carrier-ku penuh. Masih harus nenteng tas lagi. Mo pergi lama atau sebentar, satu carrier penuh tuh udah standar.

23 Okt jam 03.00
Bangun, nemenin Indah sahur (sekalian makan juga ding). Soalnya dia masih puasa. Jadi, aku menghindari makan di kereta. Enggak enak aja aku makan sementara temen di sebelah masih puasa, meski kutau dia gak papa. Abis itu udah enggak tidur lagi, gak sabar pengen cepet pulang.

23 Okt jam 06.00
Siap berangkat ke Stasiun Bandung. Di bawah, bapak kos udah siap di depan pintu. Beliau bilang bapak-ibu kos pengen nganterin. What?????!! Enggak mau, enggak mauuu!! Kayak anak kecil aja pake dianter-anter segala. Dengan sekuat tenaga aku dan Indah menolak. Kami bersikeras pergi sendiri naik angkot.

23 Okt jam 07.00
Argo Wilis diberangkatkan dari Stasiun Bandung. Seneng banget!! Sepanjang perjalanan banyak ngobrol ma Indah. Sempet tidur juga sebentar. Perjalanan enggak terasa lama.

23 Okt jam 13.50
Akhirnya, nyampe di Stasiun Tugu Yogyakarta. Sepiii banget di sana. Maklum, mayoritas warga Yogya lagi berlebaran. Oya, aku dah berniat foto-foto di depan stasiun, tapi batal gara-gara berdiri terpal tepat di depan stasiun, yang bener-bener mengganggu pemandangan. Ya udah, aku foto-foto di depan gerbangnya. Aku gak bisa lama-lama karena masih ada perjalanan ke Gunungkidul. Perjalanan ke sana lumayan lancar. Alhamdulillah, bisa duduk dengan nyaman. Sisa-sisa reruntuhan akibat gempa masih terlihat di beberapa daerah di Jalan Wonosari.

23 Okt jam 15.40
Sampe di pertigaan Gading, deket Pangkalan TNI AU. Gak jauh dari situ juga ada pangkalan ojek. Seorang tukang ojek sempet nawarin jasanya, tapi aku menolak. Aku lebih suka dijemput bapak. Sambil nunggu, aku cari tempat duduk yang enak buat SMS-an dan baca koran. Enggak lama, temen bapak, sepasang suami-istri, lewat. Ya udah kami ngobrol bentar.

Gak lama kemudian, dari kejauhan kulihat sosok bapak dengan motor tuanya. Tunggu, tapi kok bawa bocah2 kecil yak? Ternyata dua sepupuku yang barusan datang dari Jakarta ikutan jemput. Sebelum meninggalkan tempat itu, tukang ojek yang tadi nyamperin. Ngomong apaaa gitu ke bapak, yang intinya minta duit. Busyeet, Lebaran gini masih ada pungutan liar. Jadi berasa kayak TKW yang sering dipalakin di bandara. Karena enggak mo ribut, aku kasih sekadarnya.

Sekitar 10 menit perjalanan dengan motor tua bapak, kami sampe rumah. Aku enggak langsung ke rumah, tapi ke rumah mbah kakung dulu. Sungkem ma beliau, bude, bulik, dan sodara-sodara. Abis salam-salam, aku buru pulang ke rumah. Sungkem (sebenernya enggak sungkem, cuma salaman sambil minta maaf) ke ibu-bapak. Suasananya jauh dari sakral deh… tapi yang penting dah saling memaafkan. Itu intinya kan??? Habis itu kami ngobrol ngalor-ngidul, disertai berisik dua sepupu kecilku yang setia ngikutin pakde-nya, mo liat ikan lele katanya.

Bakda magrib, aku dianter bapak ke rumah Mbah Pandan (mbah putriku dari pihak bapak). Beliau seneng banget dikunjungi cucunya. Beliau semakin terlihat sepuh. Komunikasi udah enggak begitu lancar karena pendengarannya udah sangat berkurang. Ngobrol bentar ma pakde, bude, dan sepupuku yang tinggal di sana, trus pulang. Sebelumnya mampir dulu ke rumah pakde tertua. Abis isya, aku dah di rumah lagi. Kami sekeluarga bergabung di rumah mbah kakung, bareng sodara-sodara lain. Sesuai dengan kebiasaan keluarga besar kami, kami ngumpul di dapur. Ngobrol banyak tentang apa saja. Jam 23-an, aku pulang. Ngantuk.

24 Okt jam 06.00
Pagi ini aku dan keluarga bude mau shalat Id. Kami shalat di kota kabupaten, tepatnya di salah satu masjid sumbangan dari Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila (kenang-kenangan Orde Baru nihh). Lumayan rame juga. Kami nih agak aneh, Lebaran Senin tapi shalat Id Selasa. Alasannya, Senin aku enggak sempet ikut shalat karena kereta berangkat jam 07.00. Sementara keluarga bude masih terjebak kemacetan dalam perjalanan mudik. Mereka males shalat di jalan. Hehe. Aku sih berdoa aja, semoga ibadah ini diterima.

Selesai shalat, aku sarapan. Trus ngabur ke rumah beberapa mbah dan pakde. Semuanya kukunjungi dalam waktu singkat. Sekitar jam 09.00, aku gabung keluarga bude. Melanjutkan perjalanan mengunjungi mbah-mbah yang lain. For ur info, kompleks tempat tinggalku tuh dihuni orang-orang dari trah yang sama. Jadi tetangga-tetanggaku tuh ya mbah-mbah itu.
Karena bareng bude, obrolan jadi agak panjang di masing-masing rumah. Di rumah terakhir aku mendahului. Udah enggak kuat….apalagi aku enggak punya cukup waktu tersisa. Sepanjang siang sampe sore aku habiskan dengan ngobrol bareng bapak-ibu dan paklik-bulik yang baru datang dari Solo.

24 Okt jam 16.00
Hiks, waktu untuk meninggalkan rumah. Abis pamitan ma ibu-bapak dan semua orang di rumah mbah kakung, aku pergi dianter sepupuku ke tempat nyetop bus. Sampe Yogya jam 17-an. Langsung dijemput sahabatku. Kami meluncur ke kawasan Kotagede, nengok kakaknya yang habis melahirkan di RS. Gak mau rugi, aku sempetin mampir ke beberapa toko perak. Liat-liat doang sih.

Jam 17.30 aku pamit. Masih ada lagi yang harus kukunjungi, keluarga kosku di Terban. Sekitar satu jam di sana. Jam 20.00 aku minta diantar ke Tugu. Aku pengen menikmati suasana di Tugu sebelum balik ke Bandung. Ehh, ketemu Nita, teman kantor. Kami ngobrol-ngobrol dulu sebelum akhirnya terpisah karena berlainan gerbong. Menjelang jam 21.00, kereta meninggalkan Yogya. And that’s the end of my short time being at home.

25 Okt jam 05.45
Aku sampai di Bandung dengan selamat. Alhamdulillah. Aku cepat-cepat pulang ke kos, ngobrol bentar sama bapak kos, trus tidur. Tengah hari aku bangun, mandi, en jalan-jalan ke Bandung Indah Plaza. Beli lotion (lotion-ku ketinggalan), tapi alasan sebenarnya sih pengen jalan-jalan aja sebelum bener-bener harus ke kantor.

25 Okt jam 15.00
Aku kembali ke kantor. Menyapa dan disapa teman-teman. Kembali berkutat di depan komputer, membaca satu demi satu berita yang masuk. Tiga hari yang singkat, tetapi membahagiakan. Ternyata Lebaranku begitu indah dan bermakna :)